Saudaraku….
Sering kali kita dikejutkan dengan berita duka tentang
orang-orang yang kita kenal dan kita cintai wafat. Baik melalui BBM, E-
Mail, SMS, ataupun penyampaian langsung. Adapun isi beritanya kira-kira
seperti ini:
Inna lillahi wa inna ilahir Raji’un, telah berpulang ke rahmatullah
saudara/i kita…fulan/fulanah bin/binti fulan, pada hari ini…jam…….dan
akan disemayamkan di tempat peristirahatan terakhirnya di
pemakaman….setelah….
Tentunya anda akrab dengan berita seperti ini, dan terkadang kita
hanya berkomentar: Masya Allah..ngak nyangka ya..kok …padahal…..dst.
Namun jarang-jarang kita berfikir bahwa berita belasungkawa di atas
kelak akan berubah dan tertulis padanya nama kita.
Bayangkan saudaraku tatkala dikirim melalui sms, e mail, bbm dan
seterusnya kelak bahwa yang mati adalah dirimu, dan yang tertulis adalah
namamu,lengkap dengan nama orang tua dan gelar kehormatanmu……………..
pernahkah kau mengingat hal ini kelak akan datang masanya?????
Boleh jadi hari ini, besok, lusa, bulan depan, tahun depan,…wallahu
a’lam. Bayangkan pula kelak bagaimana ekspresi keluarga, anak, istri,
sanak kerabat dan handai taulanmu.Betapa kesedihan melanda mereka,
istrimu menjadi janda, anak-anakmu menjadi yatim, sanak kerabat
kehilangan dirimu.
Jasadmu terbujur kaku , tubuhmu menjadi dingin, kain kapan menghiasi
sekujur tubuhmu dan orang-orang silih berganti datang melayatmu dengan
berbagai komentarnya. “kasihan ya mas, anak-anak nya masih
kecil-kecil….subhanallah padahal dia baru saja menikah…masya Allah tadi
dia barusan jalan bersama saya…tidak sangka ya mas begitu cepat dia
meninggal padahal…” ataupun komentar-komentar lainnya.
Saudaraku ..tiap hari penghuni vila tidak indah RSS(rumah sangat
sempit) kuburan bertambah, terkadang baru paginya dihantarkan penghuni
baru yang masih bayi, siangnya telah menyusul pula penghuni lain baik
seorang gadis atau pemuda yang masih belia, tak jarang dalam waktu yang
bersamaan datang para penghuni baru dalam jumlah yang banyak, anak-anak
maupun orang tua. Tahukah anda bahwa tempat untuk anda telah di booking
dan didaftarkan disalah satu kavling RSS tersebut dalam cacatan ilmu
Allah Lauh Mahfuz Nya??
Berkata penyair:
باب الموت وكل الناس داخله يا ليت شعري بعد الموت ما الدار
الدار جنة خلد إن عملت بم يرضي الإله وإن قصرت فالنار
Kematian adalah pintu gerbang yang akan di masuki setiap manusia
Aduhai….setelah kematian dimanakah kampungku
Padahal kampung itu adalah surga yang kekal seandainya engkau beramal
Yang membuat Tuhanmu ridho , tapi jika berleha-leha maka nerakalah kampungmu
Saudaraku…..kematianmu akan segera tiba,bersiaplah !!
Kematian
pasti datang… mau tidak mau, suka tidak suka dia akan menghampiri kita,
setiap saat, kapan dan di mana saja dan dalam kondisi apapun kita
berada. Tidak mengenal waktu, dia akan menjemputmu dikala pagi, siang
ataupun malam. Tidak pula mengenal tempat dan dia bisa diajak kompromi,
akan datang baik ketika anda di udara(dalam pesawat), di darat maupun di
laut.
Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون
Katakanlah
bahwa kematian yang kalian belari darinya, sungguh dia kan menemui
kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah yang Maha
mengetahui segala yang ghaib dan tampak dan akan memberitahukan kalian
dengan apa-apa yang kalian lakukan. QS. Al-Jum’ah: 8.
Kebanyakan manusia begitu benci jika diajak membicarakan tentang
kematian. “jangan bicara tentang itu lho mas…” kementar salah seorang
dari mereka. Hal ini tentunya karena perkara dahsyat ini akan merusak
segala mimpi-mimpi manusia, mengoyak-ngoyak angan-angan dan
cita-citanya, memutus segala kelezatan dunianya. Karena itulah Nabi yang
Mulia menyebutkan kematian dengan istilah “Pemutus segala
kenikmatan”dalam hadisnya.
Bukan saja istrimu menjadi janda dan anakmu menjadi yatim, bahkan
seluruh harta benda yang kau miliki dengan susah payah ,peras keringat
dan banting tulang tak kenal lelah, harus rela kau tinggalkan. Jabatanmu
akan segera digantikan orang lain dan pengikut setiamu tidak akan
pernah rela menemanimu dalam RSS mu (rumah sangat sempit) yang hanya
berukuran 2×1 m2. Jauh lebih kecil dari perumahan RSS tipe 21 yang
dimiliki “wong kecil”.
Padahal boleh jadi dimasa hidupmu, Rumahmu bagaikan istana, luas dan
indah, kau hidup didampingi istrimu yang cantik jelita dan anak-anakmu
yang rupawan. Sekarang yang dikikhlaskan mereka untuk kau bawa hanyalah 3
lembar kain putih kafanmu. Selainnya wajib kau tinggalkan untuk mereka.
Saudaraku…apakah anda telah siap-siap untuk pindah kerumah yang
sangant sempit itu, rumah yang sangat gelap gulita dan
menyeramkan???berteman dengan cacing-cacing tanah yang akan
mengoyak-ngoyak tubuh??
Berkata penyair:
ولدتك أمك يا ابن آدم باكيا والقوم حولك يضحكون سرورا
فاعمل ليوم أن تكون إذا بكوا في يوم موتك ضاحكا مسرورا
Engkau dilahirkan ibumu wahai anak adam dalam kedaan menangis
Sementara orang disekelilingmu tertawa bahagia
Maka beramallah untuk hari tatkala mereka menangis
Waktu kematianmu agar engkau tertawa bergembira dengan amalmu
Salaf dan mengingat kematian
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam, senantiasa meningatkan ummatnya untuk selalu mengingat kematian, beliau bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْت
Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan yaitu kematian.
HR.Tirmizi , an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad. berkata Tirmizi hadis ini
adalah hasan sahih gharib.
Mengingat kematian akan mebuat seseorang akan lebih banyak menangis
dan senantiasa khawatir dengan nasibnya setelah mati. Bersabda
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا
Seandainnya kalian mengetahui apa yang ku ketahui, niscaya kalian akan
sedikit tertawa danlebih banyak menangis. HR. Muttafaq ‘alaihi.
Berkata seseorang kepada Alhasan: “wahai Abu Said, apa yang harus
kami lakukan?? tatkala kami bermajlis dengan suatu kaum yang senantiasa
menakuti kami dengan kematian yang membuat hati kami hampir-hampir
terbang, maka Alhasan menjawab: demi Allah jikalah engkau dapat
bermajlis dengan suatu kaum yang senantiasa menakuti-nakuti (dengan
kematian sehingga engkau beramal) itu lebih baik bagimu agar kelak
engkau mati dalam keadaan aman(selamat), daripada duduk bermajlis dengan
suatu kaum yang membuatmu merasa aman(dengan perkara dunia) namun kelak
engkau benar-benar akan ketakutan (ketika matimu karena lalai beramal).
Di nukil oleh Alqasimi dari Ihya: 4/170.
Berkata AlHakim bin Nuh kepada sahabat-sahabatnya: suatu ketika Malik
Bin Dinar tidur sepanjang malam tanpa mengerjakan sholat walaupun satu
raka’at, ketika itu kami bersamanya di atas perahu di tengah lautan.
Pagi hari aku berkata padanya: Wahai Malik, alangkah panjangnya tidurmu
malam ini sehingga engaku tidak sempat sholat malam ataupun berdoa. Maka
seketika itu dia menangis dan berkata: seandainya manusia mengetahui
apa yang akan mereka hadapi kelak (ketika kematian) pasti mereka tidak
akan pernah merasakan nikmatnya hidup ini, sebab aku-demi Allah- tatkala
melihat gelap dan seramnya keadaan tadi malam, aku teringat dahsyatnya
keaadan di padang mahsyar, setiap orang sibuk dengan dirinya
masing-masing, tiada berguna waktu itu bapak bagi anaknya dan
sebaliknya, setelah itu dia menangis tersedu-sedu sejadi-jadinya,
setelah sekian lama barulah tangisannya reda, maka teman-teman yang
bersamaku diperahu berdatangan memarahiku dan berkata: tidak kah kau
paham bahwa dia tidak dapat menahan diri jika diinggatkan tentang
(kematian dan akhirat) kenapa kau mengingatkannya? Berkata Alhakim:
sejak itu aku tidak lagi berani mengingatkannya tentang perkara itu.
Dinukil Alqasimi dari Jannatu ar-Ridho :1/98.
Faedah mengingat kematian
Berkata Ad-Daqqaq:
“barang siapa yang senantiasa mengingat kematian maka dia akan akan
mudah untuk mengerjakan tiga hal: dia akan segera bertaubat, akan merasa
qana’ah(rela degan apa yang Allah berikan dalam hal dunia), dan akan
semangat dalam beribadah. Sebaliknya barang siapa yang lalai untuk
mengingat kematian, dia akan merugi dalam tiga hal: menunda-nunda
bertaubat, tidak pernah merasa cukup dan puas(dengan dunia yang
dimilikinya) dan akan membuatnya malas untuk beribadah”.
Inilah realita yang kita lihat, bahwa kita hanya ingat kematian
ketika menerima berita belasungkawa dengan wafatnya salah seorang yang
kita kenal dan kita cintai, seolah-olah kematian tersebut hanyalah
musibah yang menimpa dirinya dan tidak akan pernah datang menghampiri
kita. Karena itulah kitabiasanya hanya bersedih atas kepergiannya tanpa
pernah mengambil pelajaran bagaimana kelak keadaan kita ketika maut
datang menjemput.
Saudaraku…
Tangisilah dirimu sekarang sebelum orang-orang
menangisimu,dan paksalah dirimu untuk berbuat ketaatan sebelum jasadmu
digotong dia atas keranda, selalulah introspeksi diri sebelum kelak dia
dihisab. Ketahuilah bahwa waktu-waktu yang kau sisakan sejenak untuk
mengintrospeksikan dirimu di duni ini , jauh lebih berharga daripada
sisa umurmu yang banyak kau sia-siakan dan menambah deretan dosamu
kelak.
Berkata sebagaian ulama:” wahai orang yang tertipu dengan panjangnya
masa sehat, apakah engkau tidak pernah melihat sekalipun ada seseorang
yang mati tanpa didahului penyakit? Wahai orang yang tertipu dengan umur
yang panjang , apakah engkau tidak pernah melihat ada orang yang mati
dengan tiba-tiba? kenapa kalian tertipu dengan kesehatan kalian? Ataukah
panjang angan-angan yang telah memperdaya kalian? Ataukah kalian adalah
orang-orang yang nekat menyambut kematian?”.
Berkata Alhasan:” Aku tidak pernah melihat ada suatu perkara yang
pasti dan yakin tetapi seolah-olah manusia ragu akan kedatangannya
daripada kematian, padahal mereka dalam keaadaan lalai darinya, dan aku
tidak pernah melihat ada perkara yang benar dan pasti namun tampak
seperti sebuah kedustaan daripada ungkapan seseorang: kami menginginkan
surga , padahal mereka malas dan tidak bersungguh-sungguh untuk
mendapatkannya”. Di nukil Alqasimi dari Al-Aqibah hlm. 95.
Mengingat kematian akan membuat seseorang senantiasa berupaya untuk
ikhlas dalam niatnya, dan membuatnya rajin beramal ibadah untuk
mempersiapkan bekalnya . Dia paham bahwa segala bentuk amalan yang
dilakukan bukan untuk Allah, hanya mencari ridho makhluk dan pujian
mereka, kelak akan membahayakannya . sementara ikhla dan mengharapkan
apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan kekal.
Berkata Shilah bin Asyam kepada Muaazah:” hendaklah engkau senantiasa
mengingat kematian, dengan hal tersebut engakau akan memiliki sifat
qanaah tidak begitu perduli dengan keaadaan duniamu apakah bergelimang
kesenangan ataupun kesulitan dan penderitaan”.
Mengingat kematian akan membuat seseorang menjadi sosok yang militan,
bercita-cita tinggi dan berjiwa besar, begitu hinanya dunia ini baginya
dan tidak bernilai sehingga rugi baginya jika seluruh amalannya hanya
sekedar untuk mendapatkan keridhoan dan pujian manusia. Apalagi
berlomba-lomba memperebutkannya dengan menjual agama dan kehormatan,
dengan menipu dan bertindak culas.
Berkata Abu Ad-Darda:” Barang siapa yang banyak menginggat kematian
niscaya akan mampu meredam kesenangannya( terhdap dunia) dan meredam
sifat hasadnya”. Siyar A’lam : 2/353.
Saudaraku marilah bercermin
dengan kehidupan para salafus sholeh, ambilah dia dan jadikan pelajaran.
Berkata Sufyan At-Tsauri:”Aku pernah menjumpai seorang tua di masjid
yang berkata: “telah tiga puluh tahun sku berada di masjid ini
(beribadah)menunggu kematian datang menjemputku, seandainya dia datang
aku tidak akan pernah menyuruhnya pergi atau melarangnya datang, sebab
aku merasa tidak pernah berbuat kezaliman ataupun berhutang pada
seseorang”.
Saudaraku…
Kututup tulisan ini dengan perkataan Ali bin
Thalib-radhiallahu ‘an hu tatkala berpidato dari atas mimbarnya ,
setelah memuji dan memuja Allah dia berkata:” wahai hamba Allah,
kematian tidak akan ada yang luput darinya,seandainya kalian berdiri
untuknya dia akan menjemput kalian, seandainya kalian berlari maka dia
mengejar kalian, maka selamatkan diri kalian, sesungguhnya di belakang
kalian ada kuburan yang telah menunggu, waspadalah dengan himpitan,
gelap dan seramnnya, ketahuilah bahwa kubur akan menjadi lubang-lubang
api ataupun taman- taman surga…(di nukil oleh alQasimi dari lbidayah wa
an-nihayah: 7/149)
No comments:
Post a Comment